Sabtu, 12 Desember 2009

PRIASAI BADAN (KEKEBALAN)

AJI JAYA BRAMA

Kekuatan mantera ini adalah untuk mendinginkan panasnya api. Hal ini dibuktikan oleh para empu ketika mereka tengah membuat berbagai tosan aji.

Babad tanah Jawa menyuratkan, khususnya Empu tertentu yang pernah berjaya pada zamannya, terkadang mereka membuat sebilah tosan aji hanya dengan tangan telanjang. Dengan kekuatan triwikrama, atau penggabungan kekuatan rasa, pikir dan raga --- mereka memindahkan panas matahari kepada bilah yang ada di tangannya. Usai itu, mereka langsung membentuk bilah itu hingga menjadi sebuah tosan aji. Hal ini tampak dengan jelas pada berbagai bentuk tosan aji yang dibuat oleh Empu Sombro. Di mana pada bilahnya selalu mempunyai ciri yang khas, pijatan jari. Kesaktian para Empu ternyata tak dapat dibuat main-main. Dari sekian banyak Empu yang ada di nusantara, salah satunya adalah Empu Gandring. Empu yang satu ini begitu legendaris. Ia telah mengutuk Ken Arok dengan tujuh keturunannya mati akibat keris yang dipesannya sendiri. Konon keris yang satu ini mempunyai pamor yang dikenal dengan sebutan sangga mayit. Pamor yang begitu haus darah.

Olah batin yang demikian tinggi tampaknya begitu dikuasai oleh para Empu pada zamannya. Betapa tidak, panasnya besalen (tempat yuntuk membakar besi) dan banyaknya pukulan pada bilah yang membara di atas paron (alat untuk menempa besi) benar-benar diperhitungkan dengan amat teliti. Menurut para ilmuwan, untuk membakar sebuah besi dan sekaligus mencampurnya dengan pamor diperlukan suatu tingkat panas yang demikian tinggi --- agaknya, karena berkaitan dengan bidang kerjanya itulah maka para Empu memiliki suatu ilmu khusus yang mampu menjinakkan panasnya api.
Kesaktian atau daya luwih dari salah seorang Empu tampak dengan jelas ketika Raja Airlangga meminta Empu Baradah untuk membagi kerajaan Kediri menjadi dua bagian. Maksudnya tak lain, agar tidak terjadi perebutan di antara kedua puteranya. Dengan membawa sebuah kendi yang berisi air, ia terbang di atas kerajaan Kediri. Ajaib, kucuran air itu berubah menjadi anak sungai. Kerajaan Kediri pun terbelah menjadi dua, Daha dan Jenggala.
Untuk menjinakkan panasnya api, biasanya para Empu membentengi dirinya dengan ajian Jaya Brama. Ilmu ini tergolong ilmu sepuh (tua) yang sangat dirahasiakan. Seiring dengan perkembangan zaman, pada akhirnya ilmu yang satu ini banyak ditekuni oleh para pandai besi. Maksudnya tak lain, agar di dalam bekerja mereka mampu meredam panasnya sengatan api yang ke luar dari besalen.
Walaupun zaman sudah memasuki era Millenium, namun kehebatan ilmu ini tak pernah berubah sejauh kita mampu melakukan ritual sebagaimana yang dilakukan oleh para Empu pada masa lalu. Karena mantapnya suatu ilmu tergantung dari keyakinan kita di dalam mengamalkannya. Walau ilmu itu terkesan sepele, tetapi jika kita yakin di dalam mengamalkannya maka akan dapat membuat sesuatu yang mustahil bisa saja terjadi. Itulah ilmu gaib. Oleh karena itu, kehebatan aji Jaya Brama akan dapat sebagaimana yang kita harapkan jika kita mau mengamalkannya dengan keyakinan penuh.

Bagi pembaca yang penasaran ingin mengetahui ritual dalam mendalami ajian ini haruslah menjalani persyaratan sebagaimana yang tertera di bawah ini :
- Mandi keramas sebelum melakukan puasa mutih.
- Melakukan puasa mutih selama 7 hari 7 malam.
- Patigeni satu hari satu malam.
- Saat berbuka puasa, diwajibkan makan nasi goreng dengan
lauk-pauk serba digoreng.
- Selama melakukan puasa dan patigeni tiap malam mantera dibaca
133 kali.

Adapun mantera yang harus dihafalkan adalah sebagai berikut :
"Ingsun amatak ajiku Jaya Brama,
kadadeyanmu kawah abang,
kuthane tembaga,
bala pitung ewu,
padha reksanen aku,
teguh rahayu,
atutup nabi akancing Allah,
pandhito jaya wali sanga,
iku jenenging urip,
kang mengku jenenging liyan
tak obah kabeh,
Dayaqauwati andaiid asri muliin".


Demikian kajian tentang aji Jaya Brama yang banyak digunakan oleh para empu maupun para pandai besi di dalam membuat tosan aji dan senjata tajam lainnya. Penulis berharap semoga bahasan ini bisa menambah wawasan pembaca di dalam perbendaharaan ilmu gaib maupun ilmu kedigdayaan.


ILMU LUDAH PUTIH

Seperti telah kita ketahui bersama, bahwasanya tanah Jawa merupakan gudang dari ribuan ilmu gaib. Ada ilmu kebal, penglimunan, trawangan, gendam, sirep, yang kesemuanya itu harus ditempuh dengan ritual-ritual khusus. Banyak sekali diantara yang masih menggunakan bacaan mantra-wara (perpaduan). Hal ini dapat diterima, asalkan kita mengerti makna dari mantra tersebut dan hanya memohon kepada Allah, untuk apa mantra tersebut kita hajatkan.
Dalam ulasan berikut ini, kami akan mengetengahkan suatu ilmu dari hikmah Jawa - Islam yang berfungsi untuk kekebalan dari panasnya logam dengan jilatan ludah, berjuluk AJI IDHU PUTIH (Aji ludah putih). Konon ilmu tersebut merupakan warisan dari para empu pembuat keris pusaka yang setiap harinya harus bergelut dengan logam panas, yang telah disempurnakan dengan hikmah Islam.
Menurut pengalaman, tingkat keberhasilan dari ritual ini mayoritas tergantung pada keiklasan dan keyakinan dari sang pelaku. Apabila ilmu itu berhasil Anda kuasai, Insya Allah logam panas jenis apapun akan mampu Anda jilat dangan leluasa tanpa merasakan rasa panas sedikitpun.


CARA MENEMPU AJI IDHU PUTIH TERSEBUT ADALAH SEBAGAI BERIKUT
A. Amalan awal
a. Anda harus melakukan puasa mutih nurani selama 3 hari. Artinya, sahur dan berbuka seperti biasa, namun yang dimakan nasi putih dan air putih saja. Setelah berbuka, dilarang untuk makan apapun sampai waktu sahur. Kalau bisa, mulailah puasa pada hari Selasa Kliwon. Selama puasa, usahakan untuk menjaga ucapan yang keluar dari mulut anda.
b. Selama masa puasa, ada 3 macam amalan yang harus anda tempuh, yaitu :
- Amalan setiap selesai sholat fardhu,
1. Mewiridkan asmal husnah " Al 'Afuwwu " 200 kali
2. Setiap mewiridkan Asmal Husah diatas, bacalah mantra aji idhu putih berikut ini 3 kali :
"Bismillahirahmanirrahiim,
Ana dzat, daima ana pangeran
Iman adem, adem asrep katiban idhuku putih
Laa haula walaa quwwata illa billaahil'aliyyil'adziim"


- Amalan khusus setelah sholat isya'
Setelah selesai Sholat Isya (seusai ritual bacaan wirit dan mantra diatas) anda harus membaca surat Ibrahim seluruhnya sekali.
- Amalan setiap pukul 24.00
Lakukan sholat hajat khusus 4 rakaat 2 salam, dengan rincian
1. Rokaat 1, setelah Al Fatihah, baca Al Ihklas 10 kali
2. Rokaat 2, Setelah Al-Fatihah, baca Al Ikhlas 20 kali kemudian salam, lalu berdiri sholat lagi.
3. Rokaat 3, setelah Al Fatihah, baca Al Ikhlas 30 kali
4 Rakaat 4, setelah Al Fatihah, baca Al Ikhlas 40 kali kemudian salam, dilanjutkan mewiridkan :
* Istighfar 21 kali.
* Laailaahaillallah 21 kali.
* Sholawat 21 kali.
* Mantra Idhu putih 21 kali.

c. Pada hari akhir puasa, jangan tidur sampai pagi hari. Isi waktu anda ketika melek (menunggu pagi) dengan mewiridkan Al'Afuwwu semampunya. Jangan sampai tertidur barang semenitpun (Jawa : Ketliyep).

B. Amalan Lanjutan
Sebagai amalan lanjutan setelah menjalani ritual puasa adalah :
- Mewiridkan "Al Afuwwu" 200 kali tiap selesai sholat fardhu secara kantinyu. Apabila berhalangan, dapat diganti pada waktu senggang. Yang penting, usahakan dalam sehari anda mewiridkannya lebih kurang 1000 kali.
- Membaca mantra Aji Idhu putih 3 atau 7 kali setiap selesai sholat Magrib dan Subuh.
Hal diatas, merupakan upaya untuk mempertajam aji Idhu putih yang telah anda tirakatat.


C. Mencoba Aji Idhu Putih

Untuk menguji tingkat keberhasilan dari laku yang telah anda jalani, lakukan percobaan sederhana terlebih dahulu seperti yang akan kami contohkan berikut ini :
-Panaskan seutas kawat yang berpegangan kayu (dapat anda buat sesukanya). Bakarlah sampai memerah bara.
- Setelah itu,bacalah Al Afuwwu 3 kali dan mantranya sekali dengan amegeng (menahan nafas). Kemudian, jilatlah perlahan logam tersebut membara itupun akan terasa dingin bagaikan es pada lidah anda.
Yang harus anda ingat, setiap akan melakukan atraksi apapun, bacalah terlebih dahulu amalan seperti pada waktu anda melakukan percobaan. Lakukan dengan penuh keyakinan. Selamat mencoba, semoga berhasil!!!!


AJI PANCASONA

Aji Pancasona, siapa yang tak pernah mendengar nama ilmu kesaktian yang sangat sangat kesohor ini. Pancasona merupakan salah satu ilmu kanuragan tingkat tinggi di pulau Jawa. Dalam berbagai kisah kependekaran, ilmu satu ini dikenal sebagai ilmu hitam yang menimbulkan fenomena yang sangat aneh. Misalkan, bagian tubuh yang putus dapat menyambung kembali.
Siapa saja yang memiliki ilmu ini akan sukar matinya, karena biarpun sudah terpotong tubuhnya, atau tertembak hingga mati, begitu menyentuh bumi akan hidup lagi.
Dalam pewayangan yang mempunyai ajian Pancasona ini Prabu Dasamuka, Raja dari Alengka. Orang yang memiliki ilmu ini matinya hanya bisa bila kepala dan tubuhnya dipisahkan dan ditaruh di tempat yang sangat jauh, bila mungkin di pendam di dalam sumur yang sangat dalam.


Karena sukarnya untuk menjalankan laku dalam mendapatkan ilmu ini, maka sangat jarang orang yang masih memiliki ilmu ini. Untuk menghilangkan rasa penasaran Anda, inilah mantra dari Aji Pancasona yang terkenal ini.
"Bismillahirrohmanirrohiim,
Niyat ingsun amatek ajiku Aji Pancasona,
Ana wiyat jroning bumi, Surya murub ing bantala,
Bumi sap pitu, anelahi sabuwana, Rahina tan kena wengi,
Urip tan kenaning pati, Ingsun pangawak jagad,
Mati ora mati, Tlinceng geni tanpa kukus,
Ceng, Cleleng 2x
Kasangga ibu pertiwi, Tangki dewe, urip dewe aning jagad,
Mustika lananging, jaya, Hem, aku si Pancasona,
Ratune nyawa sakalir."


Syarat lakunya:
Puasa sunnah Senin dan Kamis selama 7 bulan. Setelah selesai 3 hari berikutnya dilanjutkan puasa sunnah 40 hari. Malam terakhirnya hari ke 41-nya patigeni sehari semalam (tidak makan, tidak tidur) dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil. Selama puasa setiap selesai sholat fardhu ajian dibaca 21 kali.
Malamnya melakukan sholat sunat hajat, memohon ajian ini. Setelah selesai ajiannya dibaca sebanyak 75 kali. Sebelum mengerjakan sholat sunat hajat diwajibkan mandi keramas yang airnya sudah diberi mantra keramas 21 kali.
Setelah selesai mengerjakan puasa, setiap hari sehabis sholat mantranya dibaca 3 kali jangan sampai terlewatkan.
Demikianlah sekedar gambaran Aji Pancasona. Semoga bisa menambah perbendaharaan ilmu-ilmu di nusantara.


AJI TAMENG WAJA

Aji Tameng Waja adalah aji khusus kekebalan. Daya keampuhannya memang hampir sama dengan aji Lembu Sekilan. Barang siapa mengamalkan aji Tameng Waja ini dengan sempurna, Insya Allah dalam suatu pertempuran tidak akan cedera oleh senjata lawan. Tetapi untuk memiliki aji Tameng Waja ini tidaklah mudah.


Persyaratan:
- Setiap awal bulan Muharam (suro) diharuskan puasa sunnah 40 hari. Hal ini dilakukan paling tidak selama 3 kali bulan Muharam.
- Selama menjalankan puasa setiap tengah malam mandi keramas yang airnya sebelumnya diberi rapal ajian Tameng Waja tersebut hingga 21 kali, setelah itu mengerjakan sholat hajat khusus.
- Selama puasa sunnah, setiap selesai mengerjakan sholat fardhu mantra ini dibaca 21 kali. Dan selesai ssholat hajat dibaca 75 kali. Jangan lupa sehabis sholat Isya' mengerjakan sholat tobat dan istigfar 1000 kali. Bisa dilakukan antara jam 20.00 atau jam 23.00.
- Selesai mengerjakan puasa sunnah setiap harinya selesai sholat hajat dibaca 3 kali.
Memang cukup berat syarat laku untuk mendapatkan Aji Tameng Waja ini. Tetapi, bila niat kita sunguh-sungguh akan mudah juga melakukannya.

Bila sudah memperoleh kesaktian dari aji ini, jangan disalah gunakan. Dan ingat, pantangannya adalah tidak boleh berzina (serong) dan minum-minuman keras, apalagi sampai mabuk.

Mantra Aji Tameng Waja:
"Niat ingsun amatek aji tameng waja,
Klambiku sageblok kandele,
ototku kawat balungku wesi,
Kulitku tembaga dagingku waja,
kep0karepku barukut,
kinemulan waja inten mekakang,
sacengkal sakilan sadempu,
sakebeehing braja datan nedasi,
mimis bedal nglumpruk kadi kapuk,
tan tumono ing badanku,
saking kersaning Allah,
yaa qawiyu, yaa matinu (3 kali)."



AJI BENGKELENG

Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita, khususnya orang Jawa, sangat gemar mempelajari ilmu gaib baik yang bersifat rahasia maupun yang terang-terangan. Mereka belajar ilmu gaib dengan tujuan yang berbeda satu sama lain. Ada yang bertujuan agar sakti, kebal senjata, kebal api, kebal racun dan ada pula yang bertujuan bisa mengobati orang sakit dan lain sebagainya.
Ilmu kekebalan termasuk ilmu gaib, karena bila seseorang telah menguasainya dengan sempurna, sesuatu yang tak masuk akal akan menjadi kenyataan. Salah satu contohnya adalah Aji Bengkeleng. Di zaman dahulu aji ini sangat dirahasiakan karena itu sangat jarang yang memilikinya. Keunggulan aji Bengkeleng sebagai ilmu kebal adalah, kalau orang yang mengamalkan aji tersebut benar-benar sempurna, bila kena senjata tajam dan peluru rasanya seperti kena tetesan air.


Persyaratan:

- Puasa sunnah 40 hari
- Selama puasa mantra dibaca 21 kali setiap selesai sholat fardhu
- Tengah malam selesai sholat hajat dibaca 75 kali
- Setelah selesai puasa, setiap selesai sholat fardu mantra cukup dibaca 3 kali.

Pantangan:
- Dilarang berzinah
- Minum-minuman keras
- Pamer ilmu kepada orang lain.

Mantra Aji Bengkeleng :
"Salam'alaikum salam.
dzatollah naretes dadi aku,
wirajatollah reksanan aku,
kijratollah kedadehane kayu,
bengkeleng guruning wesi,
Sopo sedya ala marang aku,
ajal banyu, tes naretes dadi banyu,
Ya huallah (3 kali)."